Pertarungan nyata pada zaman modern

 Opini Laoshi Prawira

Pertarungan nyata pada zaman modern


Pertarungan zaman dahulu (dan masih tersisa pada zaman sekarang di lingkungan yang petugas hukumnya kurang berdaya dan tidak taat hukum) selalu mengutamakan adu fisik dan adu senjata. Bahkan di Barat, adu tembak.


Pada zaman sekarang, di mana masyarakat sudah lebih beradab, lebih berpendidikan, dan lebih patuh pada hukum, masih tetap ada pertarungan.

Tetapi, tujuan dan cara pertarungan yang ada sudah jauh berbeda.

Sekarang:

1. Lebih penting bertarung dengan diri sendiri, yaitu dalam hal PRESTASI USAHA. 

Apakah prestasi (studi dan usaha) hari ini lebih baik daripada prestasi kemarin.

Caranya yaitu dengan melakukan analis What - Why - How - When.

2. Senjata yang dipakai adalah BMW atau perpaduan antara Body - Mind - Will yang akan memunculkan WILLPOWER (kemauan teguh untuk berusaha) dan TWO AT A TIME (berbuat sambil melakukan analisa, dan berpikir sambil menerapkan dalam tindakan).

3. Lawan pertarungan adalah kesulitan (kesulitan belajar, kesulitan mendapatkan penghasilan yang layak) dan kekacauan (kekacauan akibat ketidak-jelasan, perubahan mendadak, dan perubahan yang tidak jelas).

4. Tujuan pertarungan: SUKSES.

Sukses dalam studi, sukses dalam karir, sukses dalam bisnis, dll. sehingga mempunyai penghasilan legal yang cukup banyak untuk dapat hidup dengan layak, apalagi hidup dengan nyaman.


Apakah dengan demikian olahraga KEBUGARAN, KECERDASAN, dan INTERAKSI DINAMIS tidak diperlukan?

Tetap diperlukan, karena jika tidak bugar, bagaimana mungkin kita menggunakan senjata BMW dan TAAT dengan terampil, dan jika tidak cerdas, bagaimana mungkin kita menggunakan jurus WHAT - WHY - HOW - WHEN untuk mengatasi masalah, dan jika tidak berpengalaman berinteraksi secara dinamis, bagaimana mungkin kita mampu menghadapi perubahan dalam bisnis maupun perubahan dalam hal atau bidang lainnya.


Bagaimana dengan seni / ilmu beladiri (martial arts)?

Hobi (kegemaran) berlatih martial arts tidak ada salahnya, asalkan tidak beresiko, terlalu menghabiskan waktu, dana, dan tenaga.

Bukankah lebih baik produktif daripada konsumtif, bukankah lebih baik menikmati kenyamanan daripada resiko berat alias babak belur.


Karena itu, untuk Anak Sekolah dianjurkan latihan KEBUGARAN dan KECERDASAN What-Why-How -When.

Untuk Orang Dewasa pada umumnya adalah OLAHRAGA DINAMIS TWO AT A TIME.

Sedangkan untuk kaum bisnis dan lainnya yang sering menghadapi banyak masalah secara hampir bersamaan adalah INTERAKSI DINAMIS & WHAT-WHY-HOW-WHEN dalam PROBLEM SOLVING. 

Salam tetap sehat, tetap bahagia, dan tambah sukses.



Comments

Popular posts from this blog

3. Mengapa teknik kuncian USE OSAE disebut IKKAJO atau DAI IKKYO (Indonesian & English editions)

My experiences in Aikido since 1967 (English / international Edition)